Rabu, 29 Oktober 2014

Cerpen: Menunggu Hujan



Writter: Yulia Citrawati 

Cakrawala terlihat mendung, langit di Bogor begitu terlihat menakjubkan, awan putih seakan berbaur dengan warna hitam dengan indahnya, luar biasa Allah menciptakan semua ini, semua terasa sempurna dengan kesempurnaan-Nya. Suara bising seketika berubah menjadi semilir angin yang semakin kencang, dan suara petir yang bergantian. Teringat dimasa kecil betapa aku amat sangat takut mendengar suara petir, aku dengan cepatnya mengambil selimut dan bersembunyi dipojok atas kasur, atau aku langsung memeluk erat ibuku. Tapi ibuku berkata

“Mengapa kamu harus takut akan petir, padahal petir itu yang akan menakuti syetan ketika syetan ingin mengetahui rahasia langit”.

Lalu aku menjawab “Apakah itu benar?,”

“Tentu, karena Allah berfirman dalam Al Qur’an pada surat Al Jin ayat 8, dan Allah tidak pernah berbohong” ucap Ibuku yang berusaha menenangkan ketakutankku. 



Surat Al Jin ayat 8:
وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا
dan sesungguhnya kami pernah datang ke langit dan mencoba mengetahui (rahasia) langit, namun kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api


Tidak terasa sudah hampir 15 tahun, ibuku telah tiada, dan sudah tidak terasa aku menjalani hidup 15 tahun tanpa ibuku, aku menghela nafas sesat dan mengatakan dalam hati bahwa aku berusaha tegar dan menggapai impian untuk sebuah perjuangan ibuku yang telah membesarkanku.

Semilir angin semakin kencang, berlahan aku mulai berfikir untuk segera mencari tempat berteduh agar tidak terkena hujan, lalu aku memutuskan untuk berteduh disebuah coffee shop Dailydose,  Aku duduk santai dengan meja yang berada tepat dibawah anak tangga. Senyuman dari seorang Barista sambil menawarkan menu pilihan kopi, lalu aku mimilih secangkir hot coffee latte Hazelnut.  Aku menyukai tempat ini, tempat ini menawarkan kenyamanan dan yang pasti minuman dan makanan yang ia tawarkan halal dan tidak menjual minuman haram, teringat dengan sebuah sabda Rasulullah SAW, 

“Rasulullah SAW melaknat tentang arak, sepuluh golongan: (1) yang memerasnya, (2) yang minta diperaskannya, (3) yang meminumnya, (4) yang membawanya, (5) yang minta dihantarinya, (6) yang menuangkannya, (7) yang menjualnya, (8) yang makan harganya, (9) yang membelinya, (10) yang minta dibelikannya.” (HR. Tarmizi dan Ibnu Majah). 

Banyak resto, dan coffee shop yang halal tetapi mereka menjual minuman keras di dalamnya, seperti restoran Jepang mereka mereka mengatakan halal pada makanannya tepai masih menjual minuman arak, lebih baik menghindari tempat tersebut, walaupun kita tidak melakukan kegiatan meminum sebaiknya kita menghindari tempat tersebut, dan jangan sampai minuman yang haram tersebut berada pada satu meja. 


Bukankah kebaikan tidak akan pernah beriringan dengan keburukan, dan amalan pahala tidak akan pernah beriringan dengan dosa.
Sambil menikmati segelas hot coffee latte, aku membuka sebuah buku, lalu membacanya lembar demi lembar, kemudian datang costumer baru 3 orang yang berusia sekitar 25 tahunan, ketika sedang menikmati bacaan aku mulai terusik dengan 3 orang tersebut, karena mereka tertawa terlalu berlebihan, hingga para pegawai di Dailydose merasa tidak nyaman untuk tidak menegur mereka. Waktu adalah modal untuk melakukan amal, orang yang mengerti akan hakikat ini, merasa malu apabila tidak menggunakan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat. Dan ketiga orang tadi bagiku mengatakan seuatu yang haram dengan berkata kurang sopan, teringat sabda rasulullah “

Sesungguhnya di antara kebaikan Islam seseorang adalah dia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi)

Aku punya seorang teman, bagaimana aku merasa nyaman berteman dengannya, adalah aku bisa belajar banyak hal dari perjalanan hidupnya, Kata seorang motivator perjalanan kita mungkin tidak sempurna, tapi pembelajaran kita yang sempurna. Sehingga membuat aku perlu banyak belajar dari orang lain agar aku tidak salah jalan. Lebih baik menjadi seseorang yang bermanfaat dari pada banyak melakukan hal-hal yang tidak ada menfaatnya, Ada sebuah hadits pendek namun sarat makna “Khairun naasi anfa’uhum linnaas.” sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain – the best of human is who has the most beneficial to others“.


Betapa begitu penting menjadi bermanfaat bagi kehidupan sekitar, mungkin tidak lebih baik tapi selalu berusaha untuk memberi manfaat bagi orang lain, adalah suatu kelengkapan dalam hidup. Banyak orang yang aku kenal, mereka menuju kesuksesannya karena mereka mau membagi manfaat untuk sekitarnya, dan banyak juga orang yang gagal karena ia hanya memikirkan manfaat untuk dirinya sendiri. 

Menjadi lebih dewasa bukanlah untuk mengggurui tetapi sama-sama belajar untuk membuka hati, dan pikiran terhadap suatu peristiwa dalam kehidupan untuk mendorong perubahan menjadi lebih baik.
Sudah hampir 1.5 jam, aku duduk ditempat ini, dan membaca beberapa lembar buku, awan, mulai kembali cerah, dan yang pasti menjadi lebih indah, sama seperti kebahagiaan, aku tidak akan pernah mengerti arti kebahagiaan jika aku belum pernah bersedih. Pelangi akan datang setelah hujan terjadi. Begitu indah warna langit setelah hujan, tidak ada satupun yang luput dari hikmah dan kebijaksaan Allah, dan kita sebagai hamba menggunakan akal sebagai proses berfikir untuk dapat percaya bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT, dalam surat Ali Imron ayat 190, Allah berfirman,

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Ali Imran: 190)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar